[#Key] Antara Green Tea dan Kopi

Apa kabarmu hari ini, Key? Sudah beberapa hari ini kita tidak bersua dalam dimensi biasanya. Rindu cerita keseharianmu, rindu candamu, dan rindu kita yang suka saling diskusi tanpa harus berdebat. Bukankah aku memang malas berdebat denganmu? Cenderung satu pikiran denganmu atau mungkin aku yang suka mengalah. Kamu lebih cerdas dariku dan aku mengakuinya. Walau dalam beberapa hal aku cenderung tidak setuju denganmu dan hanya bisa diam.

Key, aku tidak berharap kamu merindukanku juga. Bahkan aku merasa tidak perlu dirindukan olehmu. Dan sekarang aku sedang mengeja setiap ingatan tentangmu, Key. Berbagai peristiwa yang pernah kita lewati di masa lalu, sambil menyesap Green Tea hangat, minuman kesukaanmu itu. Padahal aku lebih suka kopi sebagai teman lamunanku. Ketahuilah Key, seperti itulah caraku mengobati kerinduan padamu. Menikmati setiap detik pertemuan di masa lalu dan aku baru menyadarinya, kita belum bertemu lagi dalam waktu lama. Entah berapa tahun. Key, aku merindukanmu namun aku enggan bertemu denganmu. Cukup begini saja. Dimensi pertemuan kita sekarang itu sangat mewah bagiku, Key. Maknanya lebih dari sekedar bertemu denganmu kembali.

Tiba-tiba aku ingat sesuatu tentang kita, Key. Tentang salah satu janji kita yang mungkin nggak pernah terwujud karena takdir yang berbeda. Takdir pernah menghampiri kita, Key namun kau telah memilih meninggalkan takdir itu sementara aku memilih melepaskannya. Seorang temanku pernah bilang kalau cinta itu pilihan sementara menikah adalah takdir, namun yang terjadi pada kita adalah sebaliknya, Key. Kalau cinta bagi kita adalah takdir sementara menikah adalah pilihan. Aku memilih menikah sementara kamu tidak.

Salah satu janji kita adalah suatu saat nanti aku dan kamu bakal sukses menyatukan Green Tea dan Kopi dalam eksperimen yang gila. Entah seperti apa rasanya tapi kamu yakin itu akan menjadi minuman terlezat di dunia dan kita berdua akan sukses karena minuman itu. Sepintas aku tersenyum geli. Janji yang aneh. Seperti keanehan ungkapan yang kita putuskan sekarang ini, kalau cinta itu takdir sementara menikah adalah pilihan.

Kadang aku bertanya, sebenarnya apa sih maksud Tuhan membuatku jatuh cinta kepadamu di masa lalu? Sementara tidak dengan takdir. Apakah mengenal sisi baik dan buruk harus jatuh cinta dulu? Entahlah Key, aku tidak pernah mengerti sampai sekarang dan tentu saja tidak butuh jawaban. Anggap saja cuma pertanyaan iseng belaka, karena diam-diam aku bersyukur kamu telah ada di tiap dekade kehidupanku, Key. Bahkan sampai sekarang walau dalam dimensi berbeda.

Teruntuk Key: aku menulis lagi tapi percayalah ini bukan tentangmu sepenuhnya. Sebenarnya aku kangen banget main FV2 lagi tapi apalah daya entah lapie atau sinyal nggak mau bersahabat dengan game kesayanganku itu.

Terlalu manis untuk dilupakan. Kenangan yang indah bersamamu tinggalah mimpi

Terlalu manis untuk dilupakan. Walau kita memang tak saling cinta, takkan terjadi di antara kita

(Terlalu Manis – Slank)

2 thoughts on “[#Key] Antara Green Tea dan Kopi

Leave a comment